Seperti saya kira kebanyakan orang Indonesia hari-hari terakhir ini juga mengalaminya, linimasa Facebook saja juga dijejali dengan pertentangan opini yang sangat tajam mengenai tuduhan penistaan agama yang ditujukan kepada salah satu kandidat Gubernur DKI Jakarta yang secara kebetulan juga merupakan calon petahana. Tentu saya juga punya pandangan sendiri, dan tentu saja seperti kebanyakan orang saya juga muak dengan opini-opini berlawanan terutama yang dikemukakan dengan cara yang sedikit – atau banyak – barbar. Tapi kebetulan hari ini ada yang menarik juga nyelip. Dua postingan mengenai kebiasaan tidur – atau kebiasaan bangun – yang kemudian dihubungkan dengan kesuksesan seseorang. Cenderung bertolak belakang, tapi entah mengapa muncul pada waktu yang tidak terlalu jauh berbeda. Di hari yang sama, dan waktunya juga hanya beda-beda dikit.

Pola Tidur Imers

Yang muncul terlebih dahulu adalah mengenai kebiasaan para praktisi internet marketing yang banyak diantaranya yang memiliki pola tidur yang tidak lazim. Malam hari biasanya mereka bekerja begadang. Bukan hanya sampai larut malam tapi sampai subuh bahkan sampai pagi. Sehingga diungkapkan bahwa di pagi hari, sekitar jam 8-an, saat kebanyakan orang memulai aktivitasnya bekerja, para praktisi internet marketing yang sering disebut – atau menyebut diri – imers itu masih tidur, baru tidur, atau bahkan belum tidur sama sekali. Memang selain begadang berkutat dengan pekerjaannya di malam hari, mereka juga manusia biasa yang hidup di dalam lingkungan tertentu dengan ritme yang normal. Mungkin saat mereka begadang sampai pagi, bukannya langsung nyungsep di atas bantal untuk melepas lelah, ada yang justru harus pergi mengantar anak sekolah.

Apakah kalau mereka bekerja sampai pagi itu artinya mereka bekerja keras, ya belum tentu juga sih. Yang jelas kebanyakan dari aktivitas imers memang bisa dikerjakan kapan saja. Tidak seperti profesi lain yang memang aktivitasnya memiliki rentang waktu tertentu, kebanyakan dari pagi sampai sore, aktivitas para imers ini memang kebanyakan bisa dilakukan kapan saja. Pagi, siang, sore, malam, tengah malam, dini hari, subuh. Kebanyakan, karena ada juga yang harus dilakukan pada jam-jam tertentu, misalnya mereka yang mengais rejeki dari AdSense, mengambil bayaran yang dikirim Google harus pada jam kerja normal Kantor Pos. Atau mereka yang bergerak di bidang perdagangan yang dikenal dengan istilah e-commerce, mengantar pesanan pembeli ke kantor kurir harus pada jam kerja normal mereka.

No. 1 – Imers Pekerja Keras

Tapi ada dua golongan dengan perbedaan yang sangat mencolok dalam menyikapi kebebasan waktu kerja ini. Ada yang bekerja keras, mereka bekerja dalam jumlah jam kerja yang sangat tinggi. Kalau sehari ada 24 jam, mereka hanya tidur beberapa jam saja, sisanya nongkrong di depan laptop, bekerja. Yang model begini biasa begadang untuk bekerja menyambung pekerjaan yang mereka lakukan di pagi, siang, dan sore hari. Biasanya mereka memang begadang. Bekerja sampai subuh bahkan pagi, tidur sebentar, bangun cuma untuk cuci muka dan nyeduh kopi, lanjut kerja lagi. Sebagian imers yang saya kenal ada yang tidur hanya 3-4 jam dalam sehari, selebihnya bekerja. Uniknya biasanya mereka ini tidur dari pagi sampai siang hari. Mereka yang bekerja terus dan hanya tidur beberapa jam saja ini, entah kenapa hampir tidak ada yang memilih tidurnya di jam normal saja. Katakanlah dari jam 12 malam sampai jam 4 subuh misalnya. Setelah subuhan langsung tancap gas.

Apakah pola tidur seperti ini bisa berdampak pada kesuksesan? Jelas bisa. Kecuali kalau keduluan sakit liver. Hehehe.

No. 2 – Imers Sampingan

Yang ini juga merupakan pekerja keras, tapi mereka membagi waktu kerjanya dengan pekerjaan lain, biasanya pekerjaan formal. Bagi banyak orang, menjadi imers biasanya merupakan pilihan mendapat penghasilan tambahan dari minimnya gaji yang diterima dari pekerjaan formal. Ada juga yag menjadikannya batu loncatan sebelum benar-benar berpindah jalur, dari karyawan menjadi pengusaha. Mereka ini biasanya dari pagi sampai sore bekerja seperti kebanyakan orang lainnya. Bekerja di kantor misalnya. Sore sepulang kerja, istirahat sejenak, lalu mulai menjalankan profesi imers-nya. Biasanya mereka terpaksa membatasi jam kerja imersnya. Sampai larut malam tapi biasanya tidak sampai pagi. Mereka masih menyisakan beberapa jam untuk tidur sebelum berangkat ke kantor pada pagi harinya.

Yang model begini bisa sukses juga. Biasanya aktivitas imers-nya kemudian memberi penghasilan yang cukup untuk menggantikan gaji dari pekerjaan formalnya. Lalu resign dan fokus menjadi imers dan berpindah golongan ke No. 1.

No. 3 – Imers Malas-Malasan

Nah yang ketiga ini sebetulnya yang paling tidak jelas. Kelihatannya seperti bekerja sangat keras, melek terus sampai pagi, tapi sebetulnya sih jam kerjanya biasa-biasa saja. Hanya pindah jam saja. Kalau kebanyakan karyawan bekerja dari pagi sampai sore hari selama 8 jam misalnya, mereka juga bekerja 8 jam, tapi dari malam sampai pagi hari. Pagi-pagi mereka ngorok sampai siang bahkan sore, setelah itu bersantai kesana kemari. Bermain game, mengerjakan hobi, atau melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga seperti momong anak – dan ibunya. Parahnya, banyak juga yang kebablasan. Kebanyakan santainya sehingga meskipun melek sampai pagi, mereka hanya beneran bekerja beberapa jam saja, sisanya lebih banyak dihabiskan untuk bersantai.

Ada hubungannya melek sampe pagi dengan kesuksesan? Nggak ada. Yang ada malah sebaliknya.

Pola Tidur Orang Sukses

Posting berikutnya temen nge-share. Barang lama sebetulnya. Udah ada banyak artikel di portal-portal bisnis internasional soal ini. Yang dia share ini kayaknya bikin hanya sekedar ngejar “Like” aja dengan mengangkat sesuatu yang menarik, dibuat visually menarik juga. Kurang lebih seperti banyak judul artikel-artikel sejenis lah, morning ritual of highly successful people atau kalau diterjemahkan jadi ritual pagi orang-orang super sukses.

Nah kalo yang duluan bicara para imers biasanya tidur lambat, ini sebaliknya. Rupanya orang-orang sukses rata-rata bangun pagi. Lalu mereka memanfaatkan paginya untuk mempersiapkan diri menghadapi hari. Bukan sesuatu yang secara langsung berhubungan dengan pekerjaan tapi mempersiapkan fisik dan mental. Persiapan fisik misalnya dengan berolah raga. Persiapan mental misalnya dengan yoga dan meditasi.

Disini kita bicara orang-orang sukses kelas dunia. Sosok-sosok seperti pendiri Microsoft Bill Gates, veteran investasi Warren Buffet, pendiri Apple Steve Jobs, pendiri Virgin Richard Branson, pendiri Tesla Elon Musk, dan lain-lain.

Apa Hubungan Antara Pola Tidur dan Kesuksesan?

Sepertinya pertanyaannya tidak perlu sejauh apa hubungannya, tapi ada tidak hubungannya. Menurut saya sih bisa ada bisa tidak. Jadi kita juga tidak perlu terlalu lebay. Persoalannya begini. Liat kasus “Imers Malas”. Kalo dia tidur telat tapi bangunnya juga telat trus alih-alih langsung bekerja malah ngabisin waktunya buat main-main, darimana datangnya sukses. Bangun pagi juga demikian. Bangun pagi memang bagus, tapi kalo kemudian dia juga tidur siang sampe sore, nonton TV sampe tengah malem, trus tidur sampe subuh. Ya sama juga bohong lah ya.

Jadi kalo menurut saya, entah kasus imers yang tidur telat atau pengusaha-pengusaha kelas dunia yang bangun awal, tidak serta-merta kalo kemudian kita ikutin trus kita juga akan sukses. Ada banyak parameter lain.