Bengong menunggu seseorang di pinggir jalan, tiba-tiba mata saya terhenti pada sebuah papan reklame cukup besar yang berdiri tepat di depan saya. Ukurannya yang cukup besar (setidaknya sekitar 3 x 4 meter), jaraknya dari tempat saya memarkir mobil sekitar 20 meteran saja, dan posisinya persis lurus di depan, saya sendiri sedikit heran karena dengan kondisi seperti itu, mestinya langsung menarik perhatian.
Agak sulit membacanya, meskipun saya dalam kondisi diam dan jarak saya cukup dekat. Tulisannya bayak, kecil-kecil, dan tidak ada gambarnya.
Yang agak besar di bagian atas meskipun dengan susah payah masih bisa saya baca. Kurang lebih mengingatkan bahwa saat memilih untuk membeli sepeda motor, jangan hanya tergiur dengan harga murah sehingga melupakan faktor yang lebih penting, yaitu kualitas, brand image, dan layanan purna jual. Selanjutnya di bawahnya sepertinya ada pendapat atau testimonial dari beberapa orang, masing-masing dengan kalimat cukup panjang di depan pas foto kecil. Sama sekali saya tidak bisa baca karena tulisannya terlalu kecil.
Yang pertama muncul di benak saya adalah pertanyaan. “Memangnya motor apa yang meskipun tidak murah tetapi berkualitas, brand image-nya kuat, dan layanan purna jual-nya bagus?” Setelah beberapa saat mata muter-muter akhirnya saya menemukan logo sayap separuh. “Honda!” Ya. Logo saja, tidak ada tulisan merknya. Tapi siapa yang tidak hafal logo sepeda motor yang satu ini.
Rupanya saking pede-nya, dia merasa kalau orang akan langsung menghubungkan kriteria-kriteria itu dengan Honda. Kepedean ah! Entah berapa banyak sih, tapi kalau saya gagal menghubungkan kriteria yang disebut itu dengan Honda, pastilah orang-orang lain juga ada. Atau mungkin bukan kepedean tapi “nggak enak hati”, menepuk dada memuji diri sendiri. Tapi rasanya sih permainan marketing ya nggak begitu juga kali.
Lagian sih ada yang lucu juga. Kalau pesannya kurang lebih “Pilih Honda! Memang harga tidak murah, tapi berkualitas, brand image-nya kuat, dan layanan purna jual-nya prima.” kemudian pertanyaanya apa nggak ada yang harganya murah, kualitasnya bagus, brand image-nya kuat, dan layanan purna jual-nya prima? Kayaknya ada deh kompetitor Honda yang punya ketiga kriteria itu plus harganya lebih murah.
Dan akhirnya, rasanya banyak tulisan kecil-kecil bukanlah pilihan yang tepat untuk sebuah baliho di pinggir jalan, meeskipun di depan traffic light. Orang yang lewat tidak akan punya cukup waktu untuk membaca, dan kalau orang mencoba untuk membaca, dijamin dia akan kehilangan konsentrasi dan mengganggu pengguna jalan lainnya, atau malah memancing kecelakaan. Kalau iklan itu dipasang di media cetak seperti majalah yang biasanya dibaca orang dengan santai sambil duduk diam, okelah.
Opini pribadi saya sih, iklan Honda yang satu ini blunder. Meskipun yang membuat mungkin biro iklan profesional berbayaran mahal dan digawangi ahli-ahli pemasaran, kalau saya jadi Honda, yang begini bukan cuma saya coret tapi saya nggak akan pake lagi biro iklannya.
Honda harusnya tahu, “kebodohan” seperti ini justru merusak brand image yang dibanggakan di dalam isi iklan itu.
Leave A Comment