Siapa yang tidak megenal sosok Bob Sadino? Kalau anda tidak mengenal sosok flamboyan yang satu itu, kemungkinan besar anda bukan pengusaha atau tidak punya ketertarikan untuk menjadi pengusaha. Bagaimana tidak, begitu banyak orang, termasuk para pengusaha papan atas, menganggap beliau bukan hanya seorang pengusaha yang sangat sukses tetapi juga seorang maestro yang sangat rajin menyebarkan virus entrepreneurship dan tidak pelit membagi segudang ilmu dan pengalaman yang dimilikinya.

Dari biografinya, disebutkan bahwa setelah melanglang buana sebagai seorang eksekutif perusahaan besar, Oom Bob kembali ke tanah air pada medio 1967 dan memulai kehidupan barunya bermodalkan dua buah Mercedes-Benz yang dioperasikannya sebagai taksi.

Singkat cerita, ternyata usaha taksi tersebut gagal total dan memaksanya banting setir, memulai sesuatu yang sama sekali baru. Memelihara 50 ayam petelur, Oom Bob dan istri kemudian menjajakan telur-telur produksinya dari pintu ke pintu. Ternyata itulah cikal bakal sukses besar Kem Chick yang kemudian disusul oleh perusahaan-perusahaan lain yang semuanya bergerak di bidang agribisnis yang mempekerjakan ribuan karyawan yang konon semuanya diperlakukannya seperti keluarga.

Begitulah Bob Sadino, gagal dengan bisnis taksi dan sukses memulai usaha baru dari berjualan telur ayam.

Adalah Mutiara Djokosoetono, seorang wanita yang merupakan istri dari perwira tinggi polisi yang bersahaja. Konon semasa suaminya masih hidup, Bu Djoko membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan keluarga dengan berdagang telur, mendatangkan telur dari sentra produksi di Jawa Tengah ke Jakarta. Keutuhan keluarga ini terkoyak saat suaminya meninggal pada akhir tahun 1965.

Tidak lama berselang, instansi tempat suaminya bekerja menghibahkan dua buah mobil, Opel dan Mercedes-Benz, yang kemudian dipergunakannya untuk menyambung hidup keluarga dengan mengoperasikannya sebagai taksi. Pada tahun 1970, kedua sedan itu sudah beranak pinak menjadi armada yang berjumlah 60 mobil. Sekarang, mungkin tidak banyak orang mengenal Mutiara Djokosoetono, tapi saat disebut Blue Bird, semua orang pasti dapat langsung mengasosiasikannya dengan armada taksi terbesar dan terbaik di tanah air.

Mutiara Djokosoetono tidak lagi berbisnis telur ayam dan memulai usaha taksi yang sukses besar.

Bagaimana mungkin Oom Bob dan Bu Djoko, pada medio yang kurang lebih sama, mengalami nasib yang sangat bertolak belakang. Meskipun pada akhirnya keduanya sama-sama berhasil mengembangkan usahanya menjadi raksasa yang disegani di tanah air, tetapi keduanya juga mengawalinya dengan kegagalan. Dan uniknya Oom Bob gagal bisnis taksi dan sukses dengan bisnis yang dimulainya dengan berdagang telur ayam. Sementara Bu Djoko menghentikan usaha berdagang telur ayam dan sukses dengan bisnis taksi.

Oom Bob gagal dengan taksi sukses dengan telur, Bu Djoko berhenti berdagang telur dan sukses dengan taksi. Keduanya bahkan memulai usahanya dengan jumlah mobil yang sama, dua unit.

Kisah kegagalan dan kemudian memulai usaha baru yang kemudian sukses tersebut terjadi pada medio yang kurang lebih sama, sehingga situasi dan kondisi saat itu tentunya kurang lebih sama. Apalagi keduanya juga memulai usahanya di lokasi yang sama, Jakarta. Kalau soal kepiawian mengelola dan aneka parameter lain yang konon dibutuhkan oleh seorang pengusaha untuk meraih sukses, kerja keras, pantang menyerah, dan lain-lain, tentunya keduanya juga sama. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka bisa meraih sukses besar dengan bisnis baru yang dimulainya setelah jatuh dalam kegagalan?

Waktu yang kurang lebih sama, situasi dan kondisi kurang lebih sama, skala usaha kurang lebih sama, bahkan bidang usahanyapun sama, tapi ternyata kesuksesannya terbalik. Jadi apa sebetulnya faktor penentu kesuksesan pengusaha?

Ketangguhan sebagai pengusaha, sekali lagi, tidak perlu diragukan. Menyisihkan kegagalan sebelumnya, Oom Bob memulai usahanya dengan 50 ekor ayam dan berjualan dengan menjajakan sendiri, berjalan kaki, dari pintu ke pintu, sekarang Kem Chick menjelma menjadi kelompok usaha agribisnis raksasa yang tidak hanya menguasai pasar di dalam negeri untuk produk-produk yang dimilikinya, tetapi juga pasar di sejumlah negara lain. Bu Djoko memulai usahanya dengan dua unit mobil yang diterimanya sebagai pemberian, sekarang kelompok usaha Blue Bird menjadi taksi pilihan di sejumlah kota besar dengan armada yang entah berapa jumlahnya.

Jadi apa sebetulnya faktor penentu kesuksesan pengusaha?